Eks Pemain Chelsea Sukses Jadi Pelatih: Kisah Inspiratif!

Eks Pemain Chelsea Sukses Jadi Pelatih: Kisah Inspiratif!Selamat datang, guys, di dunia sepak bola yang penuh gairah! Kita semua tahu betapa serunya menyaksikan *legenda Chelsea* berlaga di lapangan hijau, memberikan segalanya demi The Blues. Tapi, pernahkah kalian bertanya-tanya, apa yang terjadi setelah sepatu bola mereka digantung? Nah, menariknya, banyak dari *mantan pemain Chelsea yang jadi pelatih*! Ini bukan sekadar tren biasa, tapi sebuah *fenomena yang menunjukkan DNA Chelsea* dalam kepemimpinan dan strategi. Dari Stamford Bridge, para bintang lapangan ini membawa pengalaman berharga, filosofi sepak bola, dan mental juara ke kursi kepelatihan. Kisah-kisah mereka sungguh menginspirasi, menunjukkan bahwa dedikasi dan pemahaman mendalam tentang permainan bisa membuka jalan kedua yang tak kalah gemilang.Kita akan menyelami lebih dalam perjalanan *mantan pemain Chelsea yang sukses melatih*, melihat bagaimana mereka bertransisi dari pemain idola menjadi ahli taktik. Dari Premier League hingga liga-liga Eropa lainnya, jejak mereka sebagai pelatih telah meninggalkan *dampak signifikan*. Bukan hanya soal memenangkan trofi, tapi juga tentang membentuk generasi pemain berikutnya dan menerapkan gaya bermain yang menarik. Mereka membawa perspektif unik, sebagai seseorang yang pernah berada di posisi pemain, memahami tekanan, harapan, dan dinamika ruang ganti. Ini adalah aset tak ternilai yang seringkali membedakan mereka dari pelatih lain yang tidak memiliki latar belakang serupa. Mereka tahu persis apa yang dibutuhkan untuk *memimpin tim sepak bola* di level tertinggi.Mari kita lihat beberapa nama besar yang telah membuktikan bahwa *transfer dari pemain ke pelatih* adalah langkah yang sangat mungkin, bahkan sangat menjanjikan, terutama bagi mereka yang pernah mengenakan seragam biru kebanggaan Chelsea. Kisah-kisah ini bukan hanya tentang sepak bola, tapi juga tentang *semangat, adaptasi, dan keinginan untuk terus berkontribusi* pada olahraga yang mereka cintai. Dari Frank Lampard hingga Roberto Di Matteo, dan bahkan John Terry yang kini menjabat asisten pelatih, *alumni Chelsea ini telah menciptakan warisan baru* di dunia manajerial. Mereka menunjukkan bahwa kecintaan pada klub tidak berakhir ketika peluit akhir karier bermain ditiup; justru, seringkali itu adalah awal dari babak baru yang lebih menantang dan memuaskan. Ini adalah *bukti nyata betapa kuatnya ikatan mereka dengan klub* dan keinginan mereka untuk terus berinovasi dan memberikan yang terbaik bagi dunia sepak bola. Mereka tidak hanya melatih; mereka juga menginspirasi, dan itulah yang membuat kisah-kisah mereka begitu istimewa dan layak untuk kita bahas bersama. Siap-siap, guys, karena kita akan *menguak rahasia di balik sukses* para legenda ini di balik layar!## Frank Lampard: Dari Super Frank Menjadi Sang Taktisi HandalSiapa yang tidak kenal dengan _*Frank Lampard*_? Legenda hidup Chelsea ini, atau akrab disapa Super Frank, adalah salah satu *mantan pemain Chelsea yang paling ikonik* dan kemudian sukses meniti karier sebagai pelatih. Sebagai gelandang, Lampard terkenal dengan etos kerjanya yang luar biasa, kemampuan mencetak gol dari lini tengah yang tak tertandingi, serta jiwa kepemimpinannya. Ia adalah *pemain dengan gol terbanyak sepanjang masa Chelsea*, sebuah rekor yang menunjukkan betapa sentral perannya di era keemasan klub. Dengan 211 gol dari 648 penampilan, ia adalah arsitek permainan, penentu kemenangan, dan hati dari tim. Setelah gantung sepatu, banyak yang bertanya-tanya, apa langkah selanjutnya bagi ikon ini? Ternyata, panggilan lapangan hijau masih terlalu kuat untuk diabaikan, dan Lampard memilih jalur kepelatihan.Perjalanan Lampard sebagai pelatih dimulai di *Derby County*, sebuah klub Championship, pada tahun 2018. Di sana, ia dengan cepat menunjukkan potensi besar sebagai manajer. Dengan skuad muda dan energi baru, Lampard berhasil membawa Derby ke babak *play-off promosi ke Premier League*, meskipun akhirnya kalah di final. Pengalaman di Derby ini sangat penting, guys. Ia tidak langsung melatih tim besar, tapi memulai dari bawah, mengasah kemampuannya, dan membangun filosofi permainannya sendiri. Ini menunjukkan *komitmennya terhadap proses pengembangan* dan bukan hanya mencari jalan pintas.Pendekatan taktisnya yang progresif, kemampuannya dalam mengembangkan pemain muda, dan karismanya yang alami menarik perhatian banyak pihak. Tak butuh waktu lama, pada tahun 2019, *panggilan dari Stamford Bridge datang*. Chelsea, yang saat itu sedang berada di bawah larangan transfer, membutuhkan seseorang yang memahami klub luar dalam, dan siapa lagi kalau bukan Super Frank? Penunjukan Lampard sebagai manajer Chelsea adalah momen yang emosional bagi para penggemar. Bayangkan saja, *idola mereka kini kembali untuk memimpin dari pinggir lapangan*!Meskipun menghadapi tantangan berat dengan larangan transfer, *Lampard menunjukkan keberanian dan keyakinan* pada skuad muda Chelsea. Ia mempromosikan banyak pemain dari akademi, seperti Mason Mount, Reece James, Tammy Abraham, dan Fikayo Tomori, yang semuanya kemudian menjadi pilar penting. Di musim pertamanya, ia berhasil mengamankan *posisi empat besar di Premier League* dan mencapai final Piala FA, sebuah pencapaian yang luar biasa mengingat kondisi klub saat itu. Ia bahkan dianugerahi penghargaan *Manajer Terbaik Bulan Oktober* pada tahun 2019. Filosofi permainannya berpusat pada intensitas tinggi, pressing, dan penguasaan bola, mirip dengan gaya modern yang sedang digandrungi.Namun, dunia kepelatihan memang kejam, guys. Setelah investasi besar-besaran di musim panas berikutnya, performa tim sempat menurun, dan Lampard akhirnya digantikan pada Januari 2021. Tapi, jangan salah, *warisan Lampard di Chelsea sebagai pelatih* tetap tak terbantahkan. Ia memberikan fondasi yang kuat bagi para pemain muda dan _*menghidupkan kembali semangat 'homegrown' di klub*_. Setelah Chelsea, Lampard sempat melatih *Everton* dan kembali untuk periode sementara di Chelsea sebagai caretaker. Kisah *eks pemain Chelsea yang jadi pelatih* ini adalah bukti nyata bahwa ikatan emosional dan pemahaman mendalam tentang sebuah klub bisa menjadi modal awal yang sangat berharga. Ia menunjukkan bahwa menjadi seorang pelatih bukan hanya tentang taktik, tapi juga tentang menginspirasi, memotivasi, dan menanamkan identitas klub ke dalam setiap pemain. Bagi banyak penggemar, Lampard akan selalu menjadi *ikon Chelsea*, baik sebagai pemain maupun pelatih, yang selalu memberikan segalanya untuk The Blues. Ini adalah bagian dari *kisah inspiratif alumni Chelsea* yang terus berlanjut.## Roberto Di Matteo: Pahlawan Liga Champions dari Bangku CadanganNah, selanjutnya kita punya nama yang tak kalah legendaris dalam daftar *mantan pemain Chelsea yang jadi pelatih* yang sukses: _*Roberto Di Matteo*_. Kalau Lampard adalah pahlawan lini tengah, Di Matteo adalah gelandang elegan yang punya sentuhan magis, tapi namanya paling diingat sebagai *arsitek di balik salah satu malam terbesar dalam sejarah Chelsea*: kemenangan Liga Champions UEFA 2012. Sebagai pemain, pria asal Italia ini dikenal dengan visi bermainnya, teknik individu yang mumpuni, dan kemampuan mencetak gol-gol penting, termasuk di final Piala FA 1997 dan 2000. Cedera parah terpaksa mengakhiri karier bermainnya lebih awal pada usia 31 tahun, namun itu bukan akhir dari kisahnya di dunia sepak bola.Justru, itu adalah awal dari babak baru yang luar biasa. Perjalanan Di Matteo sebagai pelatih dimulai dengan melatih tim muda, kemudian di *Milton Keynes Dons* dan *West Bromwich Albion*, di mana ia sukses membawa West Brom promosi ke Premier League. Pengalaman di klub-klub ini membentuknya, memberinya kesempatan untuk mengaplikasikan ide-ide taktisnya dan mengelola sebuah tim. Ia dikenal memiliki gaya yang tenang namun tegas, mampu memotivasi pemain dan membangun suasana tim yang solid. Pada Juni 2011, Di Matteo kembali ke Stamford Bridge, kali ini sebagai *asisten manajer André Villas-Boas*. Siapa sangka, setahun kemudian, ia akan menjadi pahlawan tak terduga.Ketika Villas-Boas dipecat pada Maret 2012, *Di Matteo diangkat sebagai manajer sementara*. Kondisi tim saat itu sedang tidak stabil, kepercayaan diri pemain menurun, dan musim sepertinya akan berakhir tanpa trofi. Namun, Di Matteo berhasil melakukan sesuatu yang fenomenal. Ia mengubah mentalitas tim, mengembalikan kepercayaan diri, dan menemukan formasi serta strategi yang tepat untuk skuad yang ada. Ia mampu *menyatukan kembali ruang ganti* dan membuat para pemain bermain sebagai sebuah unit. Di bawah kepemimpinannya, Chelsea mengalami kebangkitan yang luar biasa.Mereka berhasil memenangkan *Piala FA* dengan mengalahkan Liverpool di final. Tapi, pencapaian paling epik adalah di *Liga Champions*. Mengalahkan Napoli, Benfica, dan secara heroik menyingkirkan tim raksasa Barcelona di semifinal dengan sepuluh pemain adalah kisah yang tak akan pernah terlupakan. Puncaknya, di final melawan Bayern Munich di kandang mereka sendiri, Allianz Arena, Di Matteo memimpin Chelsea meraih kemenangan dramatis melalui adu penalti. Ini adalah *gelar Liga Champions pertama dalam sejarah klub*, sebuah mimpi yang menjadi kenyataan. Kontribusi Di Matteo sungguh luar biasa; ia telah *mengukir namanya dalam sejarah Chelsea* tidak hanya sebagai pemain, tapi sebagai pelatih yang membawa trofi paling didambakan di Eropa.Kemenangan ini secara otomatis membuatnya mendapatkan kontrak permanen sebagai manajer Chelsea, menjadikannya *salah satu dari sedikit mantan pemain yang memimpin klub ke kejayaan Eropa*. Meskipun masa jabatannya sebagai manajer permanen tidak berlangsung lama – ia dipecat pada November 2012 setelah serangkaian hasil buruk – dampaknya sudah terukir abadi. Kisah Roberto Di Matteo adalah pengingat bahwa *sepak bola penuh kejutan* dan bahwa seorang *mantan pemain bisa menjadi kunci kesuksesan* dari bangku cadangan. Ia membuktikan bahwa pemahaman mendalam tentang klub dan pemainnya, ditambah dengan kepemimpinan yang tepat di saat krisis, bisa menghasilkan keajaiban. Ia adalah *inspirasi bagi banyak eks pemain Chelsea* yang bercita-cita untuk menjadi pelatih, menunjukkan bahwa dengan semangat dan strategi yang tepat, segalanya mungkin. Pengalaman Di Matteo adalah _*bukti konkret bahwa 'Chelsea DNA' tidak hanya ada di lapangan, tapi juga di ruang taktik*_.## John Terry: Jiwa Kapten di Balik LayarSelanjutnya, mari kita bicara tentang sang kapten, _*John Terry*_. Meskipun belum pernah menjadi manajer utama di level top, perannya sebagai asisten pelatih telah menempatkannya dalam jajaran *mantan pemain Chelsea yang beralih profesi ke dunia kepelatihan* dengan dampak yang signifikan. JT, demikian ia akrab disapa, adalah _*simbol Chelsea selama hampir dua dekade*_. Sebagai bek tengah yang tangguh, pemimpin yang tak tergoyahkan, dan jiwa dari tim, ia mengangkat banyak trofi, termasuk lima gelar Premier League, lima Piala FA, dan tentu saja, Liga Champions 2012. Dedikasinya di lapangan, kemampuannya dalam membaca permainan, serta kepemimpinannya yang vokal menjadikannya salah satu bek terbaik di generasinya dan *ikon sejati bagi The Blues*.Setelah mengakhiri karier bermainnya yang gemilang di Aston Villa pada tahun 2018, banyak yang sudah menduga bahwa Terry akan tetap berada di dunia sepak bola, dan tentu saja, *panggilan kepelatihan adalah jalur yang paling alami* baginya. Dengan segudang pengalaman sebagai kapten dan pemain yang telah merasakan manis pahitnya kompetisi di level tertinggi, ia memiliki pengetahuan yang tak ternilai untuk dibagikan. Terry kemudian mengambil langkah pertamanya sebagai asisten pelatih di *Aston Villa*, bekerja di bawah Dean Smith. Ini adalah keputusan yang cerdas, guys, karena memberinya kesempatan untuk belajar seluk-beluk kepelatihan tanpa langsung memikul beban sebagai manajer utama.Di Villa, Terry dikenal sebagai sosok yang sangat dihormati oleh para pemain. Kemampuannya dalam mengorganisir pertahanan, memberikan instruksi taktis yang jelas, dan menanamkan mental juara sangat terlihat. Ia membantu *Aston Villa meraih promosi kembali ke Premier League* pada tahun 2019, sebuah pencapaian yang membuktikan bahwa visi kepelatihannya mulai membuahkan hasil. Pengalamannya bekerja dengan pemain-pemain muda dan senior di Villa Park adalah modal yang sangat berharga. Ia tidak hanya membantu mengembangkan individu, tetapi juga berkontribusi pada strategi keseluruhan tim, terutama dalam aspek pertahanan dan set-piece.Ini adalah bukti bahwa *eks pemain Chelsea tidak hanya sukses sebagai manajer utama*, tapi juga bisa menjadi tulang punggung di staf pelatih, memberikan kontribusi yang tak kalah penting. Perannya sebagai asisten memungkinkan dia untuk fokus pada detail taktis dan pengembangan pemain, yang seringkali menjadi fondasi kuat bagi sebuah tim yang sukses.Pada tahun 2022, setelah sempat meninggalkan Aston Villa, *John Terry kembali ke Chelsea*, tidak sebagai pemain atau manajer tim utama, tetapi sebagai *konsultan pelatih di akademi klub*. Peran ini sangat strategis dan menunjukkan betapa klub menghargai pengetahuannya. Di sini, ia memiliki kesempatan untuk membentuk generasi *pemain Chelsea* berikutnya, menanamkan 'Chelsea DNA' kepada mereka sejak dini. Siapa lagi yang lebih baik untuk mengajarkan etos kerja, kepemimpinan, dan mental juara Chelsea selain John Terry?Kembalinya JT ke klub adalah momen yang disambut hangat oleh para penggemar. Ini menggarisbawahi komitmennya pada Chelsea dan keinginan klub untuk memanfaatkan *pengetahuan mendalam dari para legendanya*. Meskipun mungkin suatu hari nanti kita akan melihat John Terry sebagai manajer utama, perannya saat ini sebagai mentor dan konsultan adalah *kontribusi besar bagi masa depan The Blues*. Kisah John Terry adalah contoh sempurna bagaimana *mantan pemain Chelsea bisa terus memberikan nilai tambah* bagi sepak bola, bukan hanya dengan memegang kendali utama, tetapi juga dengan membentuk dan membimbing dari balik layar. Ia adalah _*jantung dan jiwa Chelsea*_, dan sekarang ia menularkan itu kepada para bintang masa depan. Ini adalah salah satu *kisah sukses alumni Chelsea* yang menunjukkan dedikasi tak terbatas.## Mantan Bintang Chelsea Lainnya di Kursi PelatihSelain Frank Lampard, Roberto Di Matteo, dan John Terry, daftar *mantan pemain Chelsea yang jadi pelatih* atau asisten pelatih ternyata cukup panjang, lho, guys! Ini menunjukkan bahwa klub ini memang punya tradisi kuat dalam melahirkan individu-individu yang tidak hanya brilian di lapangan, tapi juga memiliki visi dan kemampuan kepemimpinan di luar lapangan. Mereka membawa 'Chelsea DNA' itu ke berbagai liga dan klub di seluruh dunia, memberikan *kontribusi signifikan* pada perkembangan sepak bola. Mari kita intip beberapa nama lainnya yang juga patut diperhitungkan dalam *kisah inspiratif alumni Chelsea* ini.Pertama, ada _*Dan Petrescu*_. Bek kanan asal Rumania ini adalah salah satu pemain favorit penggemar di akhir tahun 90-an dengan energinya yang tak terbatas dan tendangan jarak jauh yang mematikan. Setelah pensiun, Petrescu memulai karier kepelatihannya dan meraih *kesuksesan besar di berbagai klub*, terutama di Eropa Timur. Ia terkenal dengan gaya melatihnya yang pragmatis dan disiplin. Petrescu telah memenangkan *banyak gelar liga di Rumania*, termasuk bersama Unirea Urziceni yang secara mengejutkan ia bawa ke Liga Champions, dan juga sukses di Rusia serta China. Ia adalah *contoh bagaimana mantan pemain Chelsea bisa menorehkan jejak internasional* sebagai pelatih, menunjukkan adaptabilitas dan kecerdasan taktisnya di berbagai budaya sepak bola. Kesuksesannya membuktikan bahwa _*mantan pemain Chelsea memiliki mentalitas juara*_, yang tidak hanya ia tunjukkan di lapangan tapi juga di pinggir lapangan.Kemudian, kita punya _*Slavisa Jokanovic*_. Gelandang bertahan asal Serbia ini mungkin tidak selama Lampard atau Terry di Chelsea, tapi ia meninggalkan kesan yang kuat dengan kepemimpinannya. Sebagai pelatih, Jokanovic dikenal dengan gaya bermain menyerang dan penguasaan bola yang ia terapkan. Ia berhasil membawa *Watford dan Fulham promosi ke Premier League*, sebuah pencapaian yang luar biasa dan menunjukkan kemampuannya dalam mengembangkan tim serta taktik yang efektif di liga yang sangat kompetitif seperti Championship. Karyanya di klub-klub tersebut membuktikan bahwa *eks pemain Chelsea punya kapasitas besar* untuk memimpin dan membangun tim dari nol. Filosofi sepak bolanya yang atraktif juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para penggemar.Kita juga tidak bisa melupakan nama-nama seperti _*Graeme Le Saux*_. Bek kiri yang cerdas ini, setelah pensiun, lebih banyak terlibat di media dan manajemen klub, namun juga sempat menjajal peran kepelatihan di level akademi. Meskipun tidak menonjol di kursi pelatih tim utama, kontribusinya dalam pengembangan pemain muda dan analisis sepak bola sangat berharga, menunjukkan _*luasnya pengaruh mantan pemain Chelsea di berbagai aspek sepak bola*_. Ada pula _*Paulo Ferreira*_, bek kanan yang tak kenal lelah, yang kini menjadi *Technical Loan Player Coach di Chelsea*, membantu para pemain muda yang dipinjamkan ke klub lain untuk terus berkembang. Ini adalah peran penting yang menunjukkan komitmen klub untuk memanfaatkan _*pengalaman para legendanya*_.Selain itu, beberapa *mantan pemain Chelsea* lainnya juga telah mengambil peran di level yang lebih rendah atau di negara asal mereka. Ini termasuk _*Jody Morris*_, yang menjadi asisten pelatih Frank Lampard di Derby County dan Chelsea, menunjukkan bahwa kolaborasi antar alumni Chelsea juga sangat kuat. Ada juga _*Eddie Newton*_, yang pernah menjadi asisten Di Matteo saat Chelsea memenangkan Liga Champions dan kemudian memiliki karier manajerialnya sendiri. Semua nama ini, guys, adalah bukti nyata dari *kekuatan 'Chelsea DNA'*, sebuah etos yang menekankan pada kerja keras, dedikasi, dan keinginan untuk meraih kemenangan.Dari pemain yang bergelimang trofi hingga menjadi arsitek di belakang layar, mereka telah menunjukkan bahwa kecintaan pada sepak bola dan pemahaman mendalam tentang permainan bisa membuka jalan kedua yang tak kalah menarik. *Kisah para mantan pemain Chelsea yang jadi pelatih* ini tidak hanya menginspirasi para penggemar, tetapi juga menjadi pelajaran berharga bagi mereka yang bercita-cita untuk mengikuti jejak mereka. Mereka adalah *teladan nyata bahwa warisan sebuah klub tidak hanya terbatas pada pencapaian di lapangan*, tetapi juga bagaimana para legendanya terus berkontribusi pada masa depan olahraga yang mereka cintai. Ini adalah sebuah *ekosistem yang kaya dan penuh potensi*, terus melahirkan pemimpin-pemimpin baru di dunia sepak bola.## Kesimpulan: Warisan Chelsea yang Terus BerlanjutJadi, guys, setelah kita menyelami berbagai kisah inspiratif ini, jelas banget ya kalau fenomena *mantan pemain Chelsea yang jadi pelatih* itu bukan kebetulan semata. Ini adalah cerminan dari _*budaya klub yang kuat, etos kerja yang mendarah daging, dan 'Chelsea DNA' yang tak lekang oleh waktu*_. Dari Frank Lampard yang memimpin tim utama, Roberto Di Matteo yang mengukir sejarah Liga Champions, hingga John Terry yang membimbing generasi muda dari balik layar, *alumni Chelsea ini telah membuktikan bahwa pengalaman dan pengetahuan mereka dari masa bermain adalah modal berharga* untuk karier kepelatihan.Mereka membawa perspektif unik ke dalam ruang ganti, memahami apa yang dibutuhkan oleh pemain karena mereka sendiri pernah mengalaminya. Ini membuat mereka mampu membangun koneksi yang lebih dalam dengan skuad, menularkan semangat juang, dan menanamkan mental juara yang begitu khas Chelsea. *Dari pemain ke pelatih*, transisi ini menunjukkan bahwa kecintaan mereka pada sepak bola dan pada The Blues tidak pernah pudar, melainkan berevolusi menjadi bentuk kontribusi yang berbeda namun sama-sama penting. *Kisah sukses alumni Chelsea* ini bukan hanya tentang memenangkan pertandingan atau mengangkat trofi, tapi juga tentang _*inspirasi, kepemimpinan, dan dedikasi untuk terus mengembangkan olahraga yang mereka cintai*_.Mereka adalah _*bukti nyata bahwa warisan sebuah klub tidak hanya terbatas pada deretan trofi di lemari pajangan*_, tetapi juga pada individu-individu luar biasa yang pernah mengenakan seragam kebanggaan itu dan terus memberikan pengaruh positif di dunia sepak bola. Ini adalah *siklus yang sehat dan berkelanjutan*, di mana para legenda masa lalu membimbing para pahlawan masa depan. *Eks pemain Chelsea yang sukses jadi pelatih* ini terus menambah halaman baru dalam buku sejarah The Blues, membuktikan bahwa sekali biru, akan selamanya biru, baik di dalam maupun di luar lapangan.Jadi, kalau kalian melihat ada mantan bintang Chelsea yang beralih profesi ke kursi pelatih, jangan heran ya! Bisa jadi, mereka sedang menulis *babak baru dalam kisah sukses Chelsea* yang tak akan pernah habis untuk diceritakan. Terus dukung The Blues dan para legendanya, guys, karena _*semangat Chelsea tak akan pernah padam!*_ Sampai jumpa di artikel berikutnya!

| Read Also : Tim Nasional Sepak Bola Indonesia: Profil & Sejarah

Lastest News

Related News

Tim Nasional Sepak Bola Indonesia: Profil & Sejarah

Faj Lennon - Oct 31, 2025 51 Views
Related News

Germany Ice Hockey: A Comprehensive Guide

Faj Lennon - Oct 23, 2025 41 Views
Related News

Tim Walz Vs. JD Vance: Financial Backing & Spending

Faj Lennon - Nov 13, 2025 51 Views
Related News

Israel-Iran War: Latest Updates

Faj Lennon - Oct 23, 2025 31 Views
Related News

Sweet Morning Messages For Your Wife: Make Her Day!

Faj Lennon - Nov 17, 2025 51 Views